Hari masih terlalu gelap, namun gadis itu telah datang kesebuah apartemen mewah dibilangan sudirman. Ditanganya tergelantung tas dengan motif yang sangat feminim.
***”Nanti jemput saya pukul 1 disini ya pa!” Gadis itupun memasuki sebuah apartemen mewah. Dengan lankah santai dan anggun layaknya wanita biasa dia masuk dan melangkah menuju kesebuah lif. “Hai! Don, lo disini juga?” Tegur gadis itu pada seorang laki-laki gemuk yang sedang berdiri didepan lif. “Eh! Noni, pa kabar lo? Iya w disini juga baru aja masuk hari ini, tapi lifnya rusak. Katanya ini apartemen yang paling mewah.” “Sebenernya si gituh Don, tapi baru-baru aja ada orang yang usil maenin ni lif, katanya si orang itu saiko. Ah, emang payah aja penjagaan disini, masa orang saiko bisa masuk ke apartemen mewah ini, ga logis kan? Eh tuh udah kebuka ayo kita masuk!” Merekapun segera masuk dengan beberapa orang yang sejak tadi mengantri pula. “Ngomong-ngomong lo dilantai berapa Non?” “Gue di lantai 10, lo sendiri dimana?” “Lantai paling atas.” “Oke deh Don gue duluan ya?” “Iya deh Non, tar kapan-kapan gue kesanah deh.”
Akhirnya Noni sampai pada lantai tempat tinggalnya. Dia segera menekan tombol yang ada pada dinding samping pintunya. “Kosong empat, kosong empat, satu satu satu. Ah sialan kenapa ga bias kebuka si?” Dia mengomel sambil mengulangi angka yang di tekanya beberapa kali. Angka itu merupakan password kamarnya yang membuka pintu kamarnya, entah dia yang salah atau pintu itu telah rusak, passwordnya pun belom dapat ia pecahkan. “Wah, gawat ni, gue udah empat kali nekan password, kl sampe salah lagi gue ga bisa masuk, sialan !” Noni masih terus berdiri didepan pintunya akan tetapi kini dia tak memencet tombol kunci itu lagi karena takut pintu itu akan terkunci selamanya. “ups! Kenapa gue bego banget ya? Kan passwordnya gue save di laptop. Haha, gue jadi pikun gini setelah jadi kurir rahasia.” Nonipun segera membuka tas laptopnya dan ia duduk didepan pintunya dengan menyalakan laptopnya. “Goblok, Cuma salah satu angka aja. Gue udah cape seharian harus nyamar terus. Gue mau istirahat sekarang.” Setelah berhasil menemukan passwordnya pintu itupun segera terbuka dan Noni segera membaringkan dirinya di atas kasur empuknya.
***”Tapi lo ga tau kan Noni itu siapa? Kenapa lo gampang aja nyerahin tugas itu kedia si?” “Sabar dulu boss, saya sudah tau siapa dia, dia biasa ko ngerjain tugas kaya begitu. Pokonya boss tenang aja deh.” “Oke kalau gitu, tapi kalau sampai rahasia itu bocor, lo tanggung semuanya.” Yanto yang dipanggil boss itu oleh anak buahnya segera menjalankan mobilnya. “Dari dulu si boss ga pernah mau sadar kalau perbuatanya lama kelamaan bakal ketaun juga. Haaaaaa, boss, boss. Saya udah cape dengan yang beginian. Dasar anak orang kaya, rahasia selingkuhan aja pake ditutpin kaya nutupin harta karun aja.” “Jadi kamu masih ngga percaya ma aku Ver? Mana buktinya kalau aku selingkuh?” Yanto pun berusaha keras membujuk Vera gadis yang sangat dia harapkan menjadi wanita pendamping hidupnya setelah ia gagal dalam percintaan. “Tapi aku liat sendiri kamu di café itu sama dua orang cewe. Mereka emang mantan kamu! Tapi pantas ga kalau kamu cuekin aku malam itu?” “Ia maaf, aku mengaku salah. Mereka emang bekas mantan aku, tapi waktu itu kan aku udah ga ngakuin kalau mereka masih pacar aku kan? Lagian malam itu kamu yang banyak diem bukan?” “Ah! Emang mulut lelaki ga bias dipercaya. Oke kali ini aku ampunin deh kamu tapi awas lain kali!” “Iya, janji deh. Sekarang kita omongin tentang pernikahan kita gimana?” Akhirnya Yanto berhasil merayu vera untuk kedua kalinya setelah ia tertanggkap basah menemui mantan-mantanya. Yanto memang playboy jempolan yang sangat disanjung oleh teman-temanya. Akan tetapi, setelah pertemuannya dengan Vera gadis yang bekerja sebagai pelayan café, ia benar-benar jatuh hati dan berjanji tidak ingin menjadi playboy lagi, Tapi ia sulit keluar dari semua itu karena ketika menjadi playboy dulu, ia telah menanamkan rasa kebencian di hati para cewe yang pernah ia sakiti. Bahkan yang paling gilanya lagi, ia telah membuat ilmu keplayboyanya, menjadi sebentuk ebook dan ia berjanji akan menurunkan ilmu itu ke pada teman-temanya. Rencana itupun seharusnya memang sudah ia laksanakan, akan tetapi beberapa cewe yang pernah ia sakiti berusaha keras menggagalkan rencananya. Kini dokumen itu sedang dicari oleh dua orang cewe bekas mantanya dulu. Mereka berhasil mengetahui rencana Yanto dari anak buahnya sendiri yang telah bosan dengan urusan gila itu. Meskipun rahasia itu bocor, akan tetapi cewe-cewe itu tidak mudah mendapatkan dokumen tersebut karena anak buahnya hanya memberi tau sedikit saja tentang dokumen itu dan mereka harus mencarinya sendiri.
***”Kamu pernah liat anak buah yanto nganterin cewe di sudirman kan? Nah, gue curiga ma cewe itu.” “Tapi ap yang lo curigain dari cewe itu Fis? Paling-paling dia itu cewe yang senasip ma kita, Cuma jadi permainanya doang.” “ngga Ri, kan lo bilang kalau cewe itu bukan tipe dia banget kan? Ini pasti ada apa-apanya.” “Ia si, emang cewe itu seksi abis, dan ngga lugu seperti kita ini. Gue juga curiga ma dia, gimana kalau kita selidikin aja tuh cewe.” “Oke, setuju banget, dan kita ajak teman lagi buat ngebantuin kerjaan kita ini.” “ Oke siap.” Fiska dan Riri yang pernah menjadi mantan yanto akan melakukan penyelidikin terhadap cewe yang pernah diliat oleh riri di bilangan sudirman itu. Ya, tidak lain memang cewe itu Noni, kurir rahasia Yanto yang pada waktu itu turun di apartemenya. Noni memang bukan cewe yang menjadi incaran orang seperti yanto, dia tegas terhadap cowo, dan mudah saja menebak cowo macam apa si Yanto itu. Kini ia masih terbaring di atas tempat tidurnya. Ketika sampe di apartemenya hari masih terlalu gelap akan tetapi apartemen itu sudah terlalu ramai dengan orang-orang yang mengantri di depan lif tadi. Apartemen itu adalah apartemen yang terbesar di daerah Sudirman, penghuninya para pemuda yang sering lalu lalang tak pagi, siang, malam bahkan terkadang subuh pun mereka masih ramai. Dengan mata yang masih mengantuk, Noni pun memaksakan diri untuk bangun karena ia teringat akan pekerjaanya. Ia pun segera bangun dan segera menuju ke toilet. Setelah berbersih diri, ia kembali masuk dan merapikan rambutnya yang panjang terurai. Sejak masuk ke apartmen yang dipinjamkan oleh Yanto, dia baru memesan segelas susu panas yang langsung dibawakan kekamarnya. Kini ia merasa lapar dan ia perlu sarapan meski jam sudah menunjukan pukul 10.00. Karena ia harus menyelesaikan pekerjaanya pukul 13.00 maka ia tidak mau membuang-membuang waktu dan segera ia membuka laptopnya tapi karena perutnya tak bisa diajak kompromi, ia segera menekan tombol pesan pada dinding kamar mewah tersebut. Karena Noni bukan dari anak orang kaya akan tetapi ia cukup cerdas maka ia hanya memesan makanan yang ia perlukan untuk membantu perkerjaanya saja, Kemudian ia menekan tombol-tombol menu dan memberi tanda centang pada menu mi goreng saos keju dan milkshake strawberi, lalu ia menekan tombol kirim.
Ia kini mulai duduk di meja kerja Yanto, dan mulai membuka laptopnya. “Hmmm, kayanya dokumen ini terlalu sedikit buat aku perbanyak, tapi kenapa cowo itu menyuruh gue buat kerjain tugas ini dengan bayaran yang lumayan ya?” Noni terus bertanya dalam hatinya dokumen apa sebenarnya yang diminta Yanto untuk diperbanyak itu. Namun Noni adalah bekerja propesional, ia tidak mau membuka dokumen tersebut maka ia pun segera memasukan keping CD yang diambil dari dalam tasnya berikut dengan CD kosong. “Apa si susahnya Cuma ngebern CD sebanyak 20 keping gini aja? Paling jam 12 gue juga udah selesai, ah dasar nasip baik buat gue, Cuma ngeber gini aja dapat bayaran mahal. Haha,,, it’s truely lucky day for me.” Noni menikmati pekerjaanya yang dianggap mendatangkan rejeki besar itu. Kini mulailah ia mengkopi CD satu persatu. Tak lama kemudian, pintunya diketuk dari luar, ia pun segera membukakan pintu itu dan salah seorang pelayan masuk dengan meletakan pesananya di atas meja tempat makanan. “Permisi mba, apakah ada lagi yang bisa saya bantu?” Tanya pelayan itu dengan penuh sopan yang dibuat-buat. “Ah, sudah cukup.” Kemudian si pelayan segera keluar dengan menarik pintu kamarnya, akan tetapi tiba-tiba muncul dua orang gadis yang mendorongnya kedalam kamar itu sebelum pintu tertutup sehingga pintu itupun tak jadi tertutup. “Siapa lo? Kenapa lo masuk kamar gue tanpa izin main masuk begitu aja?” Noni pun marah-marah setelah munculnya dua orang gadis secara tiba-tiba yang terburu-buru masuk kamarnya. “Biar saya panggilkan satpam mba!” “Jangan!” Teriak dua orang gadis tersebut secara berbarengan. “Kita saudaranya Yanto. Kita ada urusan penting berkaitan dengan Yanto.” Jelas kedua orang gadis itu. “Urusan apa?” Tanya Noni. “Urusan ini rahasia banget, gue mau Cuma kita bertiga aja yang tau.” Mengerti apa yang dimaksud oleh kedua orang gadis itu, Noni pun segera memerintahkan pelayan itu keluar dari kamarnya. “Jangan bilang ke satpam sebelum saya suruh, nah, silahkan anda keluar!” Kemudian pelayan itupun segera keluar dan kembali menarik daun pintu hingga kni pintu itu tertutup.
Sebenarnya Noni tak mau diganggu karena ia sedang bekerja, akan tetapi baginya pekerjaan itu cukup mudah dan dalam waktu yang singkat saja pekerjaanya pasti berhasil, maka ia mempersilahkan tamunya untuk duduk dan bercerita apa yang hendak mereka sampaikan. “Maaf kalau tadi kita bilang kita ini saudaranya Yanto. Sebenarnya kami bukan saudaranya melainkan bekas pacarnya.” “Terus apa hubunganya dengan gue? Apa kalian kira gue pacar barunya Yanto?” “Ngga sama sekali, kita udah tau ko pacar barunya Yanto. Kita kesini Cuma pengen tau apa yang lo kerjain disini.” “Apa hak lo pengen tau urusan orang? Gue kerja dibayar ma Yanto, bukan lo yang bayar jadi lo berdua ga berhak tau dong.” “Iya, emang lo kerja buat Yanto tapi apa yang llo kerjain lo udah tau?” Karena Noni menjawab penjelasan mereka dengan marah-marah, maka Fiska pun ikut emosi. “Gini mba, saya pernah ngeliat mba dianter ma supir Yanto turun di depan apartemen ini. Sebenarnya saya tidak curiga karena saya pikir mba juga sama dengan kita-kita yang bakal jadi korban selanjutnya dari si playboy Yanto itu, Tapi setelah saya bertanya tentang keadaan Yanto sekarang ma supirnya itu, saya diberi tau bahwa Yanto ingin membuat dokumen kegilaanya itu dan akan diperbanyak kemudian dibagikan dengan teman-temannya.” Jawab Riri yang aga tenang. “Terus terang gue masih ngga ngerti dengan dokumen itu. Gue Cuma disuruh ngebern CD-CD ini aja. Sebagai kurir rahasia gue ngga akan kasih tau apa isi CD ini ma kalian karena gue mau gue prpesioanlpropesional.” “Kita ngerti ko mbha, tapi saya curiga kalau CD-CD yang ditangan mba inilah CD ilmu keplyboyan Yanto yang bakal dibagikan kepada teman-temanya.” Jelas Fiska yang kini lebih tenang. “Terus mau kalian apa sekarang?” Tanya Noni yang masih tidak senang karena pekerjaanya terganggu. “Gini aja mba, kopi dulu semua CD itu, terus kita juga dikopiin, nah berarti kita ngga ngurangin CD yang ada sama mba kan?” “Bener juga.” Bisik Noni dalam hati. Ia memang tak senang pekerjaanya terganggu akan tetapi cewe itu sangat membutuhkan data-data yang ada dalam CD itu yang dikatakan bahwa itu adalah ilmu tentang keplyboyan. Maka Noni memutuskan untuk mengkopikan mereka dokumen itu dan dorong oleh rasa marah pula terhadap Yanto yang dianggap cewe. “Baiklah gue kopiin kalian, kesiniin tuh CD lo!” Selama pembicaraan tadi Noni masih terus mengkopi CD-CD rahasia itu sehingga tak lama kemudian CD itupun hampir selesai semuanya. “Nah, ini CD kalian. Mudah-mudahan data yang kalian cari bener itu.” “Oke Terimakasih banyak. Sekarang kita izin keluar.” “Sebaiknya kalian buka dokumen itu disini, gue takut kalian udah ada yang ikutin terus CD itu diambil.” Pinta Noni kepada kedua gadis itu. Tanpa pikir panjang lagipun Fiska segera duduk dilantai berkarpet itu dan segera mengeluarkan laptopnya. “Baca ni Ri!” Teriak Fiska yang sudah membuka isi CD tersebut. “Daftar para cewe yang pernah gue takluintaklukin: 1. Riza 2. Violin 3. Ardina 4. Verla 5. Tia…………..10. Fiska 11. Riri 12. Ini yang terakhir dan gue bener takluk ma dia, dear Vera.” Ketiga gadis itupun serentak terdiam dengan wajah memerah. Tapi yang lebih bingung lagi Noni, dia tampak sok setelah membaca urutan gadis yang ke-12 itu. Dia masih mengira-ngira apakah Vera itu kakanya, karena yang ia pernah dengar dari curhatan kakanya ia baru saja mendapatkan calon suami yang bulan depan akan melamarnya, dan namanya Yanto. Noni makin bingung dan tampak sok yang menjadi-jadi, Kemudian ia meminta kepada Fiska dan Riri untuk mencari dokumen yang lain lagi dalam CD itu.
“Tentang Vera.” Fiska belom mengklik dokumen yang berjudul tentang vera, akan tetapi Noni memintanya untuk segera dibuka. “Tentang Vera. Dia gadis pelayan café yang berhasil menaklukan si plyboy kelas kakap ini. Sudah 12 cewe gue permaiin tapi vera mampu meredam semua ilmu keplyboyan gue. Gue emang gagal dalam percintaan karena gue ga pernah puas ma satu cewe makanya gue dikenal dengan plyboy, tapi tak apalah yang penting gue enjoy. Vera baru aja ngalahin keplyboyan gue, dia bener-bener sempurna, tapi gue ga tau apa bener gue udah kalah atau karena gue udah bosen? Tapi yang pasti ma Vera mengaku kalah dan gue akan nikahin dia sebentar lagi. Sebelom ilmu keplyboyan gue ilang, gue akan turunin kepada teman-teman dekat gue supaya mereka bisa melanjutkan ilmu gue yang udah terbukti manjur..” “Brengsek Yanto!!!” Tiba-tiba Noni membanting CD-CD yang sudah dikopinya dan menjadi berantakan. Fiska dan Riripun menjadi bingung maka segera bertanya. “Apa lo pernah jadi pacarnya juga?” “Ngga sudi sama sekali kalau gue bisa sampe dipermainin ma cowo macem Yanto. Si Vera itu kaka gue, dia emang bentar lagi nikah dengan yang namanya Yanto, gue ga tau kalau ternyata Yanto itu si Yanto plyboy busuk.” Kedua gadis itupun menjadi tertegun dan tanpak wajah yang memerah karena menahan marah. Tanpa pikir panjang Noni segera menekan Nomor Vera yang ada di ponselnya. “Halo! Ka Ver, cepatan datang ke apartemenya Yanto yang di Sudirman ada urusan penting.” Noni dengan nada yang marah meminta kakanya untuk datang pada hari itu juga. “Tapi Non, ini kaka lagi ma Yanto, kita mau pergi.” Mendengar nama Yanto disebut Noni makin marah dan berteriak. “Udahlah ka! Tinggalin aja tuh plyboy cap kakap itu! CD-cd selingkuhanya dan tentang keplyboyanya udah ada ma noni.” “Apa? Ga mungkin Non, dari mana kamu dapatnya?” “Kan kaka tau aku lagi bekerja buat yang namanya yanto, nah ternyata CD yang aku perbanyak itu CD tentang keplyboyan Yanto ka!!!”
***Vera duduk dengan lemas dan masih memegangi hpnya, ia segera berlari meninggalkan Yanto. “Ver! Tunggu! Kamu mau kemana?” “Udah lah Yan, aku emang dari dulu ga percaya ma kamu. Kamu sudah terbukti plyboy masih mau berbohong..” Yanto menghentikan langkahnya dan segera menuju ke mobilnya. “Pasti ada apa-apa dengan CD itu.” Omelnya dalam hati. “Pa Ujang bener-bener ga bisa cari orang, Noni itu ade vera? Ah kalau aku tau tugas itu ga akan kuserahin ma dia. Tapi siapa yang kasih tau kalau CD itu tentang dokumen terlarang? Noni ga mungkin karena dia terkenal dengan kurir rahasia yang sangat propesional.” Dengan hati yang penuh tanda tanya Yanto terus melaju dengan mobilnya. Tiba-tiba kepalanya menjadi pusing dan mobil yang dikendarainya menabrak sebuah tanggul. Keesokan harinya terdengar kabar bahwa Yanto telah meninggal dunia akibat kecelakaan yang dialaminya, 12 mantanya ikut mengantarkan kepergian jenasah orang yang pernah mereka benci. Dalam rombongan itu pun hadir pula Vera yang sangat pendiam disamping mereka yang menyumpah-nyumpah dan ada pula yang mensukuri kematian Yanto. Noni yang mendampingi kakanya dengan wajah berseri mengucap sukur karena akhirnya ilmu Yanto tak ada yang mewarisi.
No comments:
Post a Comment
please your messege!comment please!