situs iklan klik

Sunday, December 18, 2011

TERPAKSA HIJRAH

Setelah barusan saya nulis tentang tips menyatukan nomor hp, saya coba juga posting cerpen saya ni. Itung-itung buat memperbanyak postingan saya.
teris dari para cewe-cewe yangg sedang menonton konser musik yangg dibawakan oleh cowo-cowo tampan. Ya, bagaimana mereka tidak menjadi kaget, takut, atau kawatir, kalau tiba-tiba saja ditengah-tengah keramaian konser itu muncul hewan-hewan besar yangg ikut berjoget menikmati musik yangg terus dimainkan oleh para cowo tampan. Hewan-hewan itu ada 4 ekor, mereka terdiri dari orang utan, harimau, beruang, dan sibesar gajah. Walau tampak mereka garang dan buas, pada kenyataannya saat itu mereka tampak bersahabat satu dengan yangg lainnya. Karena terlalu banyaknya jumlah yangg hadir dalam konser itu, hanya yangg berada dibelakang saja yangg mengetahui kehadiran 4 ekor hewan itu, sementara dibarisan depan masih terus asyik berjingkrakan.

“Mau mantap juga ya ni musik, biasanya gue Cuma denger suara seruling gembala aja di hutan sanah.” Bicara Si gajah sambil berjingkrakan. “hehe,,, iya jah. Gue juga baru denger musik seasyik ini. Gue juga biasa denger seruling gembala Cuma waktu gue mau dekat si gembala biasanya lari, padahal gue pengen dia minta mainin lagu kitaro hehe.” Sahut si Harimau. Sementara Si beruang dan si orang utan masih asiyik berlompatan dan tak menghiraukan ocehan si gajah dan si harimau. Penonton konser itu sedikit demi sedikit lari dari tempat konser karena akhirnya kehadiran empat ekor hewan yangg menghebohkan itu terlihat juga sampai dibagian depan setelah penonton yangg dibagian dibelakang sudah mengambil langkah seribu terlebih dahulu. “Wah Jah kenapa ko jadi berkurang ni yangg nonton musiknya? Padahal kan musiknya bagus bukan?” Tanya si harimau sambil kebingungan. “Ah elo payah banget si Mau, mereka kan lari pulang karena ada kita. Mereka takut tuh sama si beruang dan orang utan. Hehehe…” Ledek si Gajah dengan masih berlompatan. Sementara penonton makin berkurang sehingga para personil band yangg sedang manggungpun dapat melihat apa yangg membuat kehebohan itu. Keempat hewan itu terus maju kedepan sambil berlompatan, dan akhirnya penonton pun mengambil langkah seribu semuanya. Kini tinggal para pemain band saja yangg masih berdiri kaku diatas panggung. Mereka belom sempat berlalri ketika keempat ekor hewan buas itu sampai ke depan panggung mereka. “Gila!!!! Kita bakal jadi mangsa empuk mereka ni. Gue ga mau mati percuma.” Teriak salah seorang personil band itu. “Tenang! Kita ini manusia. Kita pasti bisa melawan mereka karena kita punya akal yangg lebih.” Jawab personil yangg lannya untuk memberanikan diri mereka.

Sementara itu keempat ekor hewan buas itu mulai tak senang karena para pemain band tak lagi bermain menghibur mereka. “Mau mereka takut sama kita jadi mereka ngga main lagi. Gimana ni?” “Beruang si terlalu serem, kan kita udah bilang kalau kita mau hijrah ke kota besar yangg metro politan kaya gini, kita harus ubah penampilan kita.” Sahut si harimau. “Jadi gimana dong Mau?” “He beruang dan elo orang utan! Jangan diem aja dong! Kalau ada musik elo asyik aja lompat-lompatan, sekarang elo diem aja.” Bentak si harimau dan si Orang utan. “Mereka kurang ajar Mau! Mereka berenti ketika kita lagi asyik joget gini. Biar Gue kunyah aja mereka semua gimana?” Si beruang pun mulai marah dan geream. “Jangan! Kita ini pendatang di kota, kalau elo makan mereka elo mau entar di masukin kurungan? Iya kalau Cuma dimasukin kurungan terus ditaro di kebon binatang, kalau elo disate gimana? Mending kita suruh mereka main lagi>” Harimau mencegah beruang yangg hampir saja marah. “Orang utan, disini kan elo yangg hampir sama dengan manusia. Elo lebih pintar dari pada kita bertiga, jadi elo cari akal gimana caranya biar mereka main musiknya lagi, dan kita bertiga yangg akan jaga mereka biar ga lari.” Perintah si Gajah kepada si orang utan yangg serius mendegarkan teman-temannya itu. “Sip! Gue tau gimana caranya biar mereka main lagi musik buat kita, jadi kita bisa joget lagi. Tenang beruang, elo ga usah marah dulu biar gue yangg tanganin mereka.” Dengan berlaga seperti yangg paling pintar, si orang utan pun lantas lompat ke atas panggung. Serentak personil yangg ada diatas panggung pun bersiap melawan si orang utan. Pemain gitar menggunakan gitarnya untuk memukul si orang utan, begitu juga dengan pemain bass dan alat musik lainnya. Ketika mereka siap dengan perlawanan terhadap si orang utan, tiba-tiba sang vokalis berteriak melarang agar mereka jangan memukul si orang utan yangg sudah naik keatas panggung. “Elo gila ya jhon! Elo mau kita mati sia-sia dengan diem aja?” Salah seorang personil band itu marah kepada si Jhon yang gmelarang mereka untuk membunuh si oran utan yangg kini sudah berada diatas panggung mereka.

“Bukan begituh, sabar dulu! Elo liat ketiga ekor yangg paling buas ada di bawah siap bantuin orang utan ini. Kita ngga tau apa yangg mereka mau dengan menyuruh si orang utan ini naik ke atas panggung bukan? Pasti ada tujuannya, kalau mereka mau menghabisi kita mereka udah langsung naik ke atas sini terus melahap kita. Tapi ini ngga. Jadi kita berusaha dulu mengerti apa yangg dimau oleh mereka.” “haha,,, elo emang pawang mereka Jhon bisa ngerti bahasa si orang utan? Udah kita lawan aja mereka. Kita kan lebih banyak dari mereka.” Protes personil musik yangg lain. “Udah, biar gue yangg coba mengerti apa yangg dimau si orang utan ini. Kalian Tenang aja disitu! Dan kalau perlu biar gue yang gjadi korban umpan mereka demi kalian.” Akhirnya mereka semua terharu dengan pengorbanan si vokalis mereka. Akhirnya mereka terdiam sambil berharap cemas dan berdiri terpaku. Semantara itu si orang utan yanggg mengerti akan maksud baik dari si vokalis pun maju mendekatinya. Ketika Sampai didekat si vokalis, orang utan lantas berlompatan seperti orang berjoget dengan raut muka yanggg senang.” Gue udah tau apa yanggg mereka mau. Ternyata mereka mau kita main lagi musiknya, karena mereka mau joget.” “Elo gila Jhon? Elo ga salah arti kan?” Kembali protes dari salah seorang personil mereka. Aakan tetapi personil yanggg lainnya setuju dengan Jhon si vokalis, akhirnya mereka main kembali di atas panggung kemudian si orang utan itu pun kembali turun menggabungkan diri dengan ketiga kawannya yanggg berada dibawah panggung.
Musik pun kembali terdengar hingar bingar di atas panggung itu lagi. Mereka kini bukan memainkan lagu pada umumnya akan tetapi memainkan musik instrumental yanggg begituh mengalun. “Huh! Ko jadi gini si lagunya Mau?” Si beruang pun bertanya kepada harimau yangg sedang asyik terbawa oleh alunan musik yangg melankolis itu. “Ini yangg disebut lagu melankolis bos, lagunya enak buat kita nikmati sambil merenung, manusia juga begituh kalau denger lagu-lagu seprti ini.” Harimau menerangkan kepada si beruang yangg dipanggilnya bos itu. Sementara si gajah dan si orang utan sudah terkantuk terbawa alunan musik dari atas panggung itu. Jhon si vokalis dari band itu memang sudah merencanakan bahwa mereka akan memainkan lagu-lagu melankolis. Jhon memang belom tau seberapa pengaruhnya lagu melankolis yangg mereka mainkan dapat membius ke empat penonton dari dunia fauna itu, akan tetapi keberaniannya untuk mencoba dan pasra yangg membuat ia berani dan meminta kepada kawan-kawannya untuk memainkan lagu melankolis itu.
Musik terus terdengar begituh romatis, syahduh, dan melayangg. Tak ayal lagi ke empat penonton dari dunia fauna di bawah pun terbawa oleh alunan melodi-melodi lagu hingga mereka semua akhirnya tertidur lelap di bawah panggung. Jhon yangg tidak bermain musik sejak tadi memperhatikan mereka di bawah sanah sambil memegang ponselnya dan menghubungi kebon binatang setempat. Akhirnya petugas dari kebon binatang pun datang pada saat yangg tepat dimana ke-empat ekor hewan itu sedang terlelap karena bius musik melankolis yangg dibawakan oleh Teman-teman Jhon. Dengan biusan yangg dibuat oleh para petugas kebon binatang itu akhirnhya ke-empat hewan itu pun segera di angkut dari lokasi konser malam itu.
“Wah top banget lo Jhon! Ternyata lo punya jiwa binatang juga, eh maksud gue penyayangg binatang makanya tau aja kalau mereka suka lagu melankolis hehe top deh lo Jhon!” Puji salah seorang personil band kepada Jhon yangg lantas diikuti oleh pujian-pujian dari kawan-kawan mereka lainnya. Mereka akhirnya membereskan alat-alat musik dan bergegas pulang. Bagi mereka malam itu menjadi malam yangg penuh dengan kenangan yangg fantastik karena bukan hanya musik mereka bisa dinikmati oleh para fans mereka yaitu manusia, tapi juga oleh ke-empat penonton dari dunia fauna.
Keesokan harinya Jhon si vokalis mendatangi kebon binatang tempat dimana ke-empat fans band-nya kini dikurung. Ia menjenguk si gajah, kemudian si orang utan, harimau dan juga si beruang. Setiap Jhon datang melihat mereka satu persatu, Jhon disambut dengan tatapan marah karena mereka merasa sudah tertipu dengan si Jhon yangg telah menghubungi petugas kebon binatang itu. “Dasar manusia, kami saja sebagai binatang mereka tipu dengan trik-trik kenikmatan, bagaimana dengan sesama manusia disanah ya? Padahal kami hijrah ke kota besar ini juga karena kerakusan dan ke-semena-menaan dari golongan mereka yangg membuat kami kelaparan. Untung kami hewan yangg masih berbaik hati dengan tidak mendendam kepada kalian wahai manusia, tapi apakah ini balasannya? Kami kalian tipu dan kalian kurung disini.” Gumamnya si orang utan dalam hati setelah Jhon mendatanginya. Dikandang lain pun si beruang begituh sedih karena terpisah dari ketiga kawan-kawannya yangg sama-sama hijrah ke kota besar meninggalkan kampung halamannya di hutan jauh.
Jhon pun medatangi petugas kebon binatang dan mencari tau apa yangg menyebabkan ke-empat hewan liar itu bisa sampai ke kota itu. Petugas kebon binatang lalu menjelaskan kepada Jhon bahwa mereka berasal dari tempat yangg berbeda-beda. Si gajah dari lampung, harimau dari medan, sementara si orang utan adalah orang utan satu-satunya yangg berhasil kabur dari Kalimantan ketika terjadi pembantaian orang utan oleh oknum yangg mementingkan ekonomi dan mengabaikan kepentingan ekosistem. Lalu Jhon juga menanyakan asal dari si beruang hewan yangg paling buas diantara ke-empat hewan-hewan itu. Petugas kebon binatang itu juga menceritakan bahwa si beruang yangg menjadi bos dari ketiga hewan tersebut adalah imigran gelap dari Kanada, ia juga sama mengalami diskriminasi dari penduduk disanah yangg merusak lingkungan tempat tinggal si beruang. Dengan kata lain mereka terpaksa hijrah ke kota ini demi mengadu nasip, untung saja mereka lain dari hewan bbuas biasanya, jadi kami bersukur mereka tak dibunuh oleh penonton musik kalian yangg takut dengan kedatangan mereka ditempat konser kalian. “Kalau begituh saya terimakasih atas penjelasannya siang ini pak, dan saya harap mereka mendapat perhatian dari petugas kebon binatang disini ya pak!” Jhon pun segera berpamitan kepada petugas kebon binatang itu yangg telah memberikan penjelasan panjang lebar mengenai asal usul fans-nya dari dunia fauna itu.

No comments:

Post a Comment

please your messege!comment please!