Haha, saya baru muncul lagi dengan terusan cerpen saya yang buruk ini hehehe. Dikarenakan sibuknya aku yang mengurus urusan kuliah yang selalu memusingkan aku tidak bisa meneruskan cerpenku. Nah, sekarang ada waktu sedikit dan aku gunakan untuk meneruskan cerpen aku ini, mungkin alurnya jadi ga nyambung kali ya? coba aja kalian yang simak ya!ben lo baru datang lagi? Kemana aja maneh?” “Haha, w lagi sibuk ni. Sibuk ma urusan biasalah lo kan udah tau.” “Dri, Dri, dari dulu lo selalu aja gagal ma urusan yang satu itu. Lo sekarang emang lagi ngincer siapa si? Sekarang gue bantuin deh lo.” Nah, gituh dong! Tega amat si lo ngeliat gue gagal terus ga pernah bantuin.” “Haha, lo aja yang terlalu sombongsombong, lo pikir emang ma duit aja cewe bisa lo dapetin? Ga Dri! Sekarang jamanya otak yang bermain tapi duit ga kalah penting si. Ngomong-ngomong yang mana si cewe yang lo incer itu?” “Ha, udah lah tar lo liat aja, pasti dia kesini ma temennya cewe juga dia mau ke perpus sini gue denger tadi.” “ Siplah, lo tunggu aja trik dari gue dan lo tinggal ngejalanin aja ok?” “ Sip.” Andri si cowo yang menjadi pembicaraan Elin dan Resi ternyata telah lebih dulu sampe di perpustakaan kampus mereka dan menemui temannya yang pada waktu itu mendapat giliran jaga warnet perpustakaan. Ta lama setelah Andri pamit keluar dari warnet itu, masuklah dua orang cewe dan bertemu Andri dipintu masuk warnet tersebut. “Hei! Dri, hei Res! Lin!” Cowo itu sengaja mengeraskan sapannya untuk memberi kode pada temannya si penjaga warnet karena ia lupa memberi tau ciri-ciri wanita yang menjadi incerannya. Si penjaga warnetpun mengerti apa yang dimaksud Andri, tiba-tiba saja si penjaga warnet itu menggerakkan mouse-nya dan mengclick sebuah program. “Demi lo Dri, gue jadi berani ngebuka program jahat ni.” Keluhnya dalam hati dengan penuh penyesalan akan tetapi tangannya terus begerak mengclick setiap perintah yang muncul pada screen komputernya. Memang warnet kampus perpustakaan mereka dijaga oleh mahasiswa dari jurusan ilkom, alasannya karena mereka banyak tau dan dapat menyelesaikan permasalahan yang sering terjadi pada komputer warnet pada umumnya. Hasilnyapun bisa dibilang cukup memuaskan karena komputer di warnet itu terus rame oleh pengunjung dan mereka merasa puas. “Loh, ko ga bisa dibuka ya Lin?” “Ah, mana lo aja kali yang lagi error, masa komputer sini error si?” “Ih, beneran ni. Coba aja lo kesini liat!” “Dari sini kan gue juga bisa ngeliat, ni gue lagi ngeliat.” “Ih, maksud gue lo sini benerin,! Lo kan lebih ngerti dari gue.” Elinpun segera masuk bilik yang ditempati oleh Resi. “Ko bisa muncul network error gini ya? Ga biasanya tau, lagi rusak gituh?” Elin merasa aneh dengan komputer yang sedang ditanganinnya. Ia tau bahwa selama ini komputer di warnet itu selalu tak pernah ada masalah. “Coba gue liat komputer yang gue pake dulu deh, tadi gue belum buka internet si baru buka file gue aja.” Elin kembali ke bilik komputernya. “Network error please conntact your administrator!” Wajah Elin akhirnya juga dilanda kebingungan setelah komputer yang dipakai ternyata muncul bacaan yang sama. “Gue juga sama Res. Ya udah yu kita bilang aja ma aa itu.” Akhirnya dua orang cewe itupun bergegas menemui si admin. Sementara si admin langsung memasang wajah biasa saja setelah sebelumnya tersenyum kecil melihat permainannya berhasil baik. Memang ketika Andrimemberi kode dengan suarayang sengaja dikeraskan, si admin sudah tau apa yang harus diperbuatnya untuk menjalankanrencana yang telah iya janjikan kepada temannya dalam pembicaraan mereka tadi. Iya langsung memblock jaringan internet pada nomor komputer kedua orang cewe itu dengan demikian mereka akan memanggil dirinya, dan inilah yang iya tunggumelaksanakan langkah selanjutnya dan iya sudah merasa menang. “Kenapa the? Komputernya nyala kan?” Tanyanya mendahului kedua orang cewe yang hendak melapor tersebut. “Iya a, ko tumben si jaringan error? Kan ga biasanya.” Sambung Resi yang sudah kecewa dengan komputernya yang hendak dipakai itu. “Oh, nomor 55-56 ya the? Kalau itu si memang saya lagi perbaikin lupa saya bilang tadi, tapi bisa ko saya langsung perbaikin sekarang juga, seharusnya sudah selelsai tapi tadi saya tinggal sebentar.” “Iya dong a, perbaikin sekarang soalnya kita mau pakai ni.” Kembali sambung Resi yang memang sudah tak sabar, semantara Elin hanya diam sambil memandangi layar komputer admin. Tak beberapa lama kemudian si admin telah kembali kemeja kerjanya dan langsung memberi tau kepada kedua orang tersebut yang sejak tadi memang menunggu di meja admin bahwa komputer yang ingin mereka gunakan sudah bisa. Akhirnya Elin dan temanya kembali ke bilik komputer mereka masing. Kali ini mereka tak mendapat hambatan sama sekali seperti tadi yang mereka alami. Seperti mahasiswa lainnya, mereka juga membuka facebook mereka disamping google yang lebih banyak mereka abaikan walaupun telah terpampang karena mereka sengaja membuka dua jendela tampilan dengan tujuan agar mereka tak lupa dengan tugas yang akan mereka cari. Mereka terus asik mengomentari status teman-teman mereka sambil sesekali chatting dan searching tugas-tugas. Ditengah keasikan mereka browsing, Elin mengingatkan kepada resi. “Res udah yu! Bentar lagi masuk lo.” “Iya bentar lagi Lin, tanggung ni.” Resi yang merasa belum puas mengulur-mengulur waktunya. “Sip ni gue udah Lin.” Akhirnya dua cewe itupun keluar dari ruang internet perpusnya dan langsung menuju ke gedung fakultas bahasa dan sastra. Di kampus itu memang internet gratis akan tetapi bukan sekedar gratis karena telah menjadi satu pembayarannya oleh uang semesteran mereka. “Akhirnya rencana gue berhasil baik. Mudah-mudahan aja mereka ga tau kalau komputernya gue hack, tapi mereka tau ga ya keylogger itu? Jangan-jangan diantara mereka tadi ada yang ngeliat lagi. Ah gue terlalu terburu-buru jadi aja gue lupa sembunyiin tampilannya.” Si admin merasa senang karena rencananya berjalan baik akan tetapi iya menjadi cemas karena kecerobohannya untuk menyembunyikan program perekam kegiatan pada komputer seseorang yang baru saja iya pasang yaitu keylogger lupa untuk disembunyikan tampilannya. “Ah, yang penting gue udah ngejalanin trik yang satu itu. Dri-dri, kalau aja lo ga pengecut ma cewe lo ga bakal minta bantuin gue dan gue ga harus hack prifasi orang.” ***Suasana warnet perpustakaan itu aga sepi karena banyak yang meninggalkan ruang internet tersebut karena kebetulan banyak pula yang mempunyai kelas pada jam 10.40 tersebut. “Hei Ron gimana? Lo udah liat kan tadi cewe inceran gue?” “Wah lo ga tanggung-tanggung si ngincernya. Cewe cakep gituh emangnya mau gituh ma lo yang gantengnya dikit hehe.” “Ah lo bercandanya keterlaluan, bilang aja gue jelek jangan pake gantengnya dikit. Jadi gimana ni?” “haha, gitu aja marah loh. Tapi ngomong-ngomong lo kan satu kelas ma mereka tapi kenapa lo ga masuk? Mabal lagi lo ya? Gimana dia mau sama lo Dri.” “Sialan loh. Ga lah, gue ga mabal, gue ga ngontrak mata kuliah yang mereka ambil jadi gue ga ada kelas jam ini baru tar siang ada lagi. Cepatan deh loh ceritain tuh rencana dasyat loh itu!” “Haha, bener-bener loh udah tergila-gila ma tu cewe ya? Gue pokonya udah ngasih lo jalan pertamanya dan selanjutnya biar lo yang lanjutin deh.” “Ah dasar lo bantuin nanggung segala. Emang apaan si rencana lo itu? Dari tadi ga lo omongin.” “gini, gue udah hack pasword dua cewe itu, nah, lo tar mainin dia gimana caranya biar lo ga jadi pemuja rahasia terus-terusan. Lo buat ke misalnya fb dia infonya lo menjalin status dengan dia atau gimana lah terserah lo. Lo si jadi cowo pengecut banget emang enak Cuma bisa jadi pemuja rahasia doang apa?” Ronal sebagai penjaga warnet itupun bercerita panjang lebar tentang rencana yang sudah iya lakukan terhadap cewe yang menjadi idola Andri tersebut. “Siplah, lo tega banget ma gue temen sendiri ga dibantuin sampe selesai, tapi siplah gue terimakasih banget ni.” Sambung Andri dengan wajah berseri menandakan munculnya ide yang akan membantu kegilaanya atau terus menjadi secret admirer terhadap cewe yang iya puja-puja selama ini. “wow! Terlalu gampang ni orang bikin password, emang dia kira makanan jenis tempe goreng Cuma kesukaan dia jadi enak aja dia buat password berharap orang ga bikin kaya gini? Ah, tapi kalau ron ga hack fb dia pake keylogger susah juga si emang ngelacaknya haha. Yang penting gue udah dapet ni fb biar gue rekayasa aja gue jadi pacarnya haha.” Andri dengan wajah senangnya segera menjalankan aksinya untuk mengacak facebook cewe incerannya. Iya mulai membuat akun facebook baru dan merubah fotonya yang sangat berlainan dengan wajah aslinya. Sebenarnya Andri terbilang lumayan ganteng dan tajir dikelasnya, akan tetapi ketidak pedeannya membuatnya takut untuk mengalami kegagalan yang sudah tak terbilang banyaknya dikarenakan iya terlalu sombong. Kini iya sudah sadar dan menjadi cowo yang baik akan tetapi ketakutannya membuatnya memutuskan untuk menjadi secret admirer terhadap wanita pujaannya yaitu Elin. Baginya Elin begitu sempurna dari segi kecantikan, pribadi dan otaknya, oleh karena itu iya sadar diri dan tidak mau membuat dirinya malu. Maka kagetlah pada waktu itu ketika Elin si gadis anggun tersebut setelah selesai kelas, iya pulang dan sambil beristirahat iya membuka fesbuknya, banyak terdapat pesan dan colekan-colekan serta wol-wol pada fb-nya. Iya membuka satu persatu pesanya yang ternyata isinya hampir kesemuanya menyatakan bahwa cowo dengan nama asing telah lama mencintainya dan berharap bisa memilikinya atau puas ketika melihatnya. Ketika iya membuka dindingnya, betapa kegetnya lagi karena teman-temanya mengucapkan selamat karena iya telah berhubungan dengan cowo ganteng. Elin menjadi serba salah pada waktu itu di dalam kamarnya. Iya hendak beristirahat namun akhirnya iya dibuat lelah karena memikirkan fesbuknya yang ganjil tersebut. Akan tetapi Elin bukanlah cewe yang mudah marah atau emosi, dengan kepala dingin dan ketenangan sikapnya membuat iya mudah dalam menemukan jalan keluar dari setiap masalahnya seperti yang selama ini iya alami ketika ada salah satu temanya memusuhinya karena kecantikan dan kepintarannya. Dengan sikap yang penyabar dan bijaksananya itulah iya banyak disegani oleh teman-temanya dan yang bermusuhan dengannya kembali sadar bahkan menjadi kawanya. Setelah kejadian itu iya memutuskan untuk tak membuka fesbukknya dulu sampai keesokan harinya dimana iya menceritakan kejadian yang iya alami kemaren sore kepada sahabat baiknya Resi. “Aneh banget pokonya Res. Masa fesbuk gue jadi berhubungan sama orang yang ga gue kenal dan foto banyak banget Res.” Elin mulai menceritakan apa yang iya alami kemaren. “Haha, udah ga usah lo pikirin, itu anggap aja cowo penggemar lo.” Jawab Resi dengan candanya, memang temanya yang satu ini tak pernah serius, tapi Elin sangat bersahabat baik dengannya karena kejujuran dan apa adanya temanya yang satu ini. “Ah lo ni Res bercanda aja. Pokonya abis pelajaran ini lo temanin gue ke warnet perpus lagi ya! Gue curiga disanah fesbuk gue diacak-acaknya.” “Mana mungkin Lin? Lo kan tau sendiri kalau komputer disanah pasti aman karena penjaganya orang-orang ilkom kan?” “Justru karena dari jurusan itulah biasanya mereka yang banyak tau gimana caranya membobol fesbuk atau email orang. Lo mau fesbuk lo diacak juga kaya gue dan foto cowo lo diganti ma foto sule gituh?” “Ih, ngga ah, kurang ajar juga kalau gue sampe kena kaya gituh.” “Nah, lo takut kan? Makanya kita harus selidikin ok?” “Ok deh kalau lo emang ga bisa gue bantah, dasar orang pinter.” “Hus, ga gituh dong, gue kan Cuma ga mau prifasi kita diacak orang lain.” “Ya udah tar kita kesanah.” Akhirnya dua orang cewe itupun telah bersepakat untuk kembali ke warnet perpus kampus mereka. Ta lama kemudian mereka tiba di perpus kampus mereka. “Kemaren kita pake komputer nomor berapa Res?” “Lo 55, gue 56 Lin.” “Mau make komputer ya the? Tuh banyak yang kosong ko.” Tegur si admin warnet. “Wah, kita sebenernya mau pake yang 55 dan 56 A, mau ambil file yang ketinggalan di komputer itu.” Jawab mereka dengan kebohongan yang dibenarkan. “Oh, ya udah tunggu aja the, paling bentar lagi selesai, orang itu udah dari tadi ko.” Akhirnya waktu yang mereka tunggu ta berlangsung lama, kedua orang yang memakai komputer yang mereka ingin pakai keluar pada saat yang diinginkan. “Silahkan the!” Si adminpun memberi izin. “Wah, jangan-jangan gue ga bisa nemeuin apa-apa. Bisa jadi udah dihapus semua tuh data-data disini. Apa gue tanya aja ya ke si Aa ya?” Elin berbicara sendiri sambil terus matanya dan jari-jarinya beriringan mencari apa saja yang muncul pada layar komputer. “Lin! Ditempat gue ga ada apa-apa ko.” Teriak resi dari bilik sebelahnya. “Hus! Jangan teriak-teriak gituh dong Res! Gue udah mulai curiga ni ma komputer gue.” Ya, memang Elin baru saja menemukan sesuatu yang ganjil pada layar komputernya, Elin disamping siswi yang cerdas, dia juga cermat dan teliti terhadap sesuatu. Ia curiga pada sebuah software yang muncul pada dasktop komputer yang sedang dipakainya. “Mungkin ini yang jadi penyebab fesbuk gue amburadul ya? Keylogger.” Gumamnya sambil membuka software yang iya curigai. “please enter your password!” Elin terdiam dan berpikir keras apa gerangan password keylogger pada komputer tersebut. “Kalau gue bisa akses ni program, bukan ngga mungkin jawabannya ada disini.” Iya masih terus berpikir keras. “Apa yang lo temuin Lin?” Tanya Resi dari ruang sebelah. Sementara Elin tetap terdiam dan ta menjawabnya. “Sip! Gue coba ini. Elinita.” Elin akhirnya mengetik sebuah nama, yaitu namanya sendiri. Ia beralasan kalau orang itu ada hubunganya dengan dirinya. “Please enter your password again!” Program yang ia buka tetap ta mau terbuka karena kata sandi yang ia masukan bukan kata kuncinya. “Gue harus coba lagi. Pasti disini. ELINITA. Yes! Loading juga ni program.” Elin akhirnya dapat menemukan kata sandi program keylogger tersebut. “Lo udah nemeuin apaan Lin?” Tanya Resi kembali karena mendengar teriakan Elin yang spontan kegeriangankegeirangan. “Pokonya entar gue ceritain deh. Lo main aja dulu yang puas ya!” Elin pun tetap asik dengan keberhasilannya yang ta mau diceritakan pada Resi waktu itu juga. “Gila! Semua kegiatan gue kerekam ma ni program. Bener-bener program berbahaya ni. Disini password ma account gue terekam gitu aja. Hmm, pasti dia orangnya. Si admin yang kemaren jaga ni warnet yang sengaja sabotase ni komputer biar rusak.” Elin terheran-heran setelah melihat semua data-datanya dan account juga password fesbuknya muncul begitu saja pada program tersebut. “wah, ternyata data Lo juga ada disini ya Dri, dan emang lo si usil itu. Oke kalau gituh, inilah jawaban gue atas harapan lo terhadap diri gue. Maaf kalau akhirnya gue juga nempuh jalan kotor ini, Cuma ini satu-satunya jalan biar lo tetap jadi secret admirer selama-lamanya karena gue ga akan pernah bisa nerima lo apalagi moral lo kaya gini ma gue.” Akhirnya apa yang dicari selama ini oleh Elin terjawab sudah oleh kepintarannya. Sebagai manusia biasa Elin juga mengenal balas dendam, akan tetapi iya bermaksud memberi pelajaran kepada si pemuja rahasianya tersebut. “Res, udah yu kita pulang!” Elin pun mengajak pulang Resi yang sedang asik bermain. Resi ta banyak menolak. Iya tau bahwa Elin baru saja berhasil menemukan sesuatu dan iya ingin mendengarnya ta sabar. “A, makasih ya, kami udah selesai.” Merekapun pamit pada si admin. “Lo tau ga Res? Ternyata si secret admirer itu Andri. Nah, kemaren waktu kita kesini dia ada kan? Tapi terus langsung pulang. Ternyata dia udah kerja sama ma si admin yang kemaren buat ngebobol password ma account gue Res.” Elinpun menceriterakan semua yang telah iya pecahkan baru-baru saja. “Wah, ko lo bisa tau si Lin kalau dia yang ngebobol account ma password lo?” “Mereka udah masang program yang namanya keylogger sebelom kita pake itu komputer. Inget kan lo kemaren komputer itu rusak waktu kita mau pake? Nah, itulah kesempatan buat si admin install itu program, dan jalanin sebentar tuh program pake account dan password si Andri Res. Nah, selain data-data gue yang kerekam ma keylogger itu, data-data andri juga ada.” “Wah, berengsek juga tuh ya orang dua itu. Kita harus balas dendam Lin! Kita ngga boleh dilecehkan ma kaum pria gituh aja Lin.” Resi terkejut mendengar penjelasan Elin yang begituh gamblang dan juga kagum betapa pintarnya temannya itu bukan saja dalam pelajaran, akan tetapi juga dalam hal teknologi. “Udah Res tenang aja. Gue udah balas ko. Perbuatan mereka.” “Sip, sip, sip! Jadi lo balasnya gimana Lin?” “Gue acak-acak juga fesbuknya si Andri dan gue bilang selamat buat jadi secret admirer selamanya karena gue ga akan pernah bisa nerima lo.” Wah, Cuma gituh aja Lin? Ga seru dong. Perlu dikerjain yang lebih dong.” Resi merasa ta senang dengan balasan yang dibuat oleh Elin. “Gituh juga udah cukup ko Res. Pasti dia bakalan kebingungan sekarang fesbuk dia yang berubah, dan foto-fotonya juga gue taro foto lo.” “Wah! Ternyata lo tega ya Lin ma gue. Apa mau lo si kenapa foto gue yang lo taro disanah? Emang gue punya salah apa ma lo si Lin?” Resi Terkaget mendengar apa yang diceritakan oleh Elin. “Hehehe, tenang aja Res, gue ga sejahat itu ko. Mana mungkin gue tega kasih umpan macan teman gue yang baik dan cantik tapi cerewet ini.” Dengan senyum kecil Elin menggoda Resi yang telah naik darah. “Lo serius kan ga pake foto gue. Soalnya gue takut kalau nanti Andri jadi suka ma gue Lin.” “Ya, ngga lah Res. Gue masukin foto-foto hewan ko.” “Hahaha,,,, berarti di fesbuk dia ada banyak gambar binatang dong Lin? Wah lucu dan seruuuuu tuh.” Akhirnya Resi kembali tertawa dan senang akan perbuatan kawanya. “Udah yu sekarang kita pulang kan ga ada kuliah siang ini.” “Sip lah, kita sekarang udah jadi cewe detektif dong.” “hahaha,,, detektif apa dekdekan?” “Ah lo Lin.” Akhirnya kedua cewe kampus itupun benar-benar meninggalkan kampus tercintanya dengan membawa kepuasan yang setinggi langit kususnya buat Resi yan g merasa harga dirinya naik setelah kawanya Elin, berhasil membongkar rahasia dengan teknologi.
Friday, February 25, 2011
SECRET ADMIRER PART2
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kata siapa ni cerita buruk?! Mas Yourq ini keterlaluan deh. Bagus kok ceritanya tapi bahasa & susunan kalimatnya harus dirapikan lagi biar nggak bikin bingung. Sukses selalu, Mas.
ReplyDeletehehehe,,, makasih ya buat kritiknya. mudah2an aku nanti bisa nulis lagi dan lebih rapih lagi tulisanya dan bahasanya. Jangan bosen2 buat jadi kritikus cerpen2 aku ya.
ReplyDelete