situs iklan klik

Wednesday, January 19, 2011

Secret Admirer Part 1

SECRET ADMIRER Udara Bandung masih sangat dingin pada pagi itu, namun sesosok tubuh anggun dengan sweet face berdiri didepan sebuah cermin. Gadis itu bukan berdandan atau memanipulasi wajahnya dengan produk-produk kecantikan. Ia hanya memastikan bahwa wajahnya segar dan rambutnya tetutup rapih oleh kerudung merahnya. Memang demikianlah bagi orang-orang yang mensyukuri nikmat Tuhanya dalam bentuk kecantikan, mereka tak akan mempercantik wajahnya lagi kecuali hanya merapihkan saja. Namanya Elinita yang biasa dipanggil elin atau Lin saja oleh teman-teman kampusnya. Memang pada waktu itu ia harus masuk pagi karena jadwal kuliahnya mulai pukul 7. Ia gadis sederhana dengan wajah manis dan keramahan dan keceriaan yang selalu ada dalam dirinya menjadikan dirinya disenangi oleh banyak temanya. “Halo, ada apa Res?” “Lo udah ngerjain tugas poetry belom Lin?” “Alhamdulilllah udah beres Res.” “Kalau gituh boleh ya gue pinjem entar dikelas gue belom ngerjain ni lupa semalem ketiduran.” “Iya tar ya aku baru mau berangkat ni.” Lin gadis anggun itu segera meninggalkan kosanya setelah mernerima telpon dari temannya. Ia memang begitu baik pada teman-temanya dalam hal tugas-tugas, ia selalu menjadi andalan teman-temanya ketika mereka lupa untuk mengerjakan tugas karena ia selalu disiplin dalam tugas-tugas kuliahnya. Kosanya tidak terlalu jauh dari kampusnya, ia sengaja memilih tempat kosan yang dekat karena ia tidak mau telat, ia selalu datang sebelum perkuliahan dimulai tidak seperti teman-temanya yang meskipun dekat masih banyak diantara mereka yang terlambat datang bahkan sampai tak diizinkan untuk masuk kelas karena batas waktu yang ditolerankan telah lewat. “Aduh, untung lo cepet datang Lin, gue udah coba kerjain tapi susah.” “Ah wlo Res, ini kan Cuma dianalisah aja menurut pendapat lo, jadi gimana pandangan lo terhadap puisi ini.” “Oh, gitu doang, ya udah gue langsung ngebut ngerjain ni tugas dikit lagi masuk.” “Ya udah cepet kerjain!” Ia segera mengambil posisi ditengah-tengah temanya yang sudah sebagian datang. Ia ta mau duduk terlalu depan ketika dikelas kecuali ia ta dapat kursih sama sekali, dan tidak pula mau duduk terlalu belakang karena pikirnya kalau terlalu depan terkadang ia duduk sendiri karena teman-temanya hampir semuanya duduk ditengah-tengah bahkan dipaling belakang. Memang begitulah keadaan kelas dinegeri ini, seolah dosen atau guru adalah musuh mereka. Wajar saja kalau Elinita juga berpikir demikian karena secara tak langsung ia juga telah terdokterinisasi oleh keadaan sekitarnya sejak di bangku sekolah. Ketika jarum jam sudah sampai pada angka tujuh, mereka bergerak mengambil perlatan belajar dari tas mereka, akan tetapi dosen tak langsung masuk, kebanyakan mereka telat 5 menit dan paling lama 10 meitmenit. Setelah dosen masuk, pelajaran dimulai, semua begitu konsentrasi melihat papan tulis dengan muatan-muatan ilmu yang harus mereka cerna. Kalau kebanyakan para murid cewe begitu serius mengikuti pelajaran, tidak demikian yang terjadi dibarisan belakang yang dihuni oleh mayoritas kaum cowo dengan sejuta keusilannya. Tak jarang mereka mengacaukan suasana kelas yang tegang dengan teriakan-teriakan yang meledek teman mereka atau meledek dosen yang banyak ta dimengerti oleh dosen mereka. Ditengah-tengah keusilan para cowo-cowo itu, duduk disudut seorang diri siswa cowo yang mendengarkan pelajaran dengan penuh kosentrasi akan tetapi pandang matanya tertuju terus pada gadis anggun yang duduk dibagian tengah. Memang sesekali pandang matanya dilemparkan dari arah yang ia tuju ketika ada temannya yang melihat kearah siswa cowo tersebut, namun sering kali mata itu lebih banyak memandangi gadis anggun siapa lagi kalau bukan Elinita. “Lin, si andri ngeliatin elo terus tuh!” Bisik Resi yang duduk bersebelahan denganya. “Aheloh Res, mungkin dia kebetulan lagi ngeliat kesini.” “Ngga dia ngeliatin eloh terus gue perhatiin dari tadi Lin.” “Resi, kalau mau ngobrol diluar ya!” Teguran dosen akhirnya mengakhiri bisik-bisik antara resi dan Elinita. “Kita cukupkan sampai disini ya, any question?” Si dosen menutup mata kuliahnya dengan meminta pertanyaan dari para siswanya, akan tetapi semua mengangguk tanda mengerti dan tanda bahwa mereka cepat ingin selesai. Setelah dosen mereka keluar meninggalkan kelas, Resi meneruskan obrolannya tentang cowo yang bernama Andri tadi yang terpotong oleh teguran dosen mereka. “Wah eloh mulai ada yang ngincer tuh di kelas ini Lin.” “ah eloh, mungkin aja Andri lagi ga sengaja atau lagi ga ada kerjaan nengok sanah sini, udah ah gue ga mau ngurusin.” “Haha, kita liat aja besok ok?” Merekapun segera meninggalkan kelas dan pergi menuju keperpustakaan kampus sambil menunggu kelas berikutnya yang hanya dijeda selama satu jam lima puluh menit saja.

2 comments:

  1. Hahaha, usil bgt ya tu orang2. Jelas bgt pengggambaran suasananya, kayaknya pengalaman pribadi ya? Tapi bagus kok. Terus berkarya ya.

    ReplyDelete
  2. haha, thank's ya buat nova atas komennya, itu bukan pengalaman saya ko, saya cuma nulis2 iseng2 aja ko.

    ReplyDelete

please your messege!comment please!