situs iklan klik

Thursday, November 18, 2010

KERIKIL KEHIDUPAN

Saya sempat terpukau melihat satu iklan luar negeri. Padahal isinya sederhana saja. Tampak seorang pemuda yang mendulang emas di sebuah kali. Ia menyerokkan dulangnya dan menilik hasilnya. Kerikil semua. Ia pun mendengus sebal dan membuangnya ke pinggir kali. Tahun demi tahun berlalu. Sang pemuda menyerokkan dulangnya. Masih batu saja. Ia mendengus sebal dan membuangnya. Begitu terus. Hingga kita lihat sang pemuda telah menua. Tubuhnya tampak menggemuk. Punggungnya sedikit membungkuk. Janggutnya tumbuh tak terawat. Akhirnya saat ia Halaman…… mengangkat dulang, banyak emas berserakan diantara kerikil. Apa yang dilakukan sang pendulang? yang kira-kira menyampaikan, "Periksakan mata Anda". Bukan iklannya yang memukau saya. Tapi bagaimana cerita tersebut berlaku di konteks yang lebih umum. Kita berurusan dengan banyak rutinitas sehari-hari. Saking rutinnya, kita terbiasa mengabaikan banyak hal seremeh kerikil. Bisa jadi kita telah sering mendapatkan emas dalam kehidupan. Tapi kita mendengus sebal dan membuangnya ke pinggir. ________________________________________ Halaman 5 ANTARA PEUYEUM DAN KENTONGAN Satu Kamis malam saya bersama rekan kantor pulang dari Jakarta menuju Bandung. Di daerah Padalarang kami berhenti untuk membeli peuyeum. Bagi yang belum kenal, makanan khas Bandung ini menggunakan bahan dasar singkong. Dan berbeda dengan peuyeum daerah lain yang diperam, proses pembuatan peuyeum Bandung menggunakan cara digantung. Dalam sekitar empat hari, peuyeum akan matang. Selagi peuyeum dikunyah, dalam mulut akan terasa lembut dan manis. Tapi lewat beberapa hari saja, kadar alkoholnya akan terlalu tinggi sehingga rasanya menjadi kurang enak. ________________________________________ Halaman 6 Barisan peuyeum putih yang tergantung di kios-kios rumah memang mengundang selera. Dan tidak hanya manusia yang tertarik, karena lalat buah pun terlihat mengerubungi dengan bersemangat. Apalagi peuyeum yang sudah matang dan berkadar alkohol tinggi. Mungkin itu sebabnya mata lalat buah warnanya merah dan terbangnya berputar-putar: karena mabuk peuyeum. Kalau kita menelusuri kios-kios ini dengan mikroskop, pasti akan kita temukan papan-papan bertuliskan "Bar Surga Peuyeum", atau "Caf้ Lalat Gaul", dengan tambahan "Happy Hour: 01:00-04:00". Sementara rekan saya Fajar menawar harga ("Dua ribu." "Nggak bisa, Pak, dua ribu lima ratus." "Dua ribu." "Dua ribu lima ratus aja, Pak." "Dua ribu!"), saya memperhatikan barang-barang dagangan yang lain: kentongan berbentuk cabe, kuda-kudaan, mobil-mobilan kayu, dan celengan ayam. Saat itulah terlintas suatu pikiran dalam benak saya. "Kok bi-" "Dua ribu!" Fajar masih ngotot. "Dua ribu lima ratus!" Kalau masalah adu urat, jangan pernah meremehkan ibu-ibu pemilik kios. ________________________________________ Halaman 7 "Dua ribu!" Menjauhi sumber keributan yang mengganggu, saya kembali meneruskan pikiran tadi. "Kok bisa ya, ngejual barang yang beda sekali?" Bayangkan saja: peuyeum dan celengan. Berapa besar kemungkinan orang untuk mampir lalu tiba-tiba berpikir, "Wah, paling enak makan peuyeum sambil nabung recehan, nih?" Saya jadi melamun, bagaimana jika saya berada di posisi pemilik kios? Cara paling mudah untuk menghubungkan semua barang yang dijual kios ini hanya bisa muncul kalau kadar alkohol peuyeum bisa disulap hingga lebih dari 30% tanpa merusak rasa. Tinggal beri diskon setengah harga kalau makan di tempat. Saya: Mau celengan ayamnya nggak, Pak? Pelanggan: Lho, buat apa? Anak saya tukang jajan, mana mau nabung? Saya: Tambah lagi, peuyeumnya? Pelanggan: Boleh! ________________________________________ Halaman 8 -Beberapa peuyeum kemudian- Saya: Kalau ayam-ayaman dengan lubang di punggungnya ini gimana, Pak? Pelanggan: Ayam… berlubang! HAHAHA! (sendawa) Lucu juga! Saya: Kalau dimasukin duit receh, bisa digoyang-goyang seperti ini, terus bunyi, lho Pak. (KRINCING! KRINCING!) Pelanggan: WAHAAHAH! Beli lima deh! Saya: Kalau cabe merah gede yang dipukul bunyi ini? (TONG! TONG!) Pelanggan: AMBIL SEPULUH! Dengan begitu, semua barang jualan lainnya laris manis dan kita bakal melihat banyak orang keleyengan di Bandung sambil memukul kentongan atau naik kuda-kudaan. Itu juga kalau sampai ke Bandung. Saking banyaknya kecelakaan di jalan bisa-bisa muncul iklan peringatan pemerintah: ________________________________________ Halaman 9 Awas! Jangan mengemudi Sambil makan peuyeum. Apalagi dengan mata merem! -Pemda Jawa Barat Saat saya menghentikan lamunan dan bertanya kenapa jualannya seperti ini, ibu pemilik kios menjawab singkat, "Dua ribu lima ratus!" "Setuju, Bu!" potong saya. Kalau tidak, bisa jadi setelah proyek monorail Jakarta selesai pun perdebatan ini masih berlangsung. Barulah setelah saya menyetujui harga, dia menjelaskan bahwa dari dulu memang jualannya begitu. Kios ibu itu tergolong baru. Saat ia mulai berdagang, ia mengikuti saja apa yang dijual oleh kios-kios di sekitarnya. Walau banyaknya penjualan celengan atau kentongan jauh di bawah peuyeum yang bisa sampai berpuluh-puluh kilo per hari, pembeli tetap ada. Biasanya orang dari daerah yang ingin membelikan oleh-oleh untuk anaknya. Untungnya, saat musim liburan, omzet penjualan meningkat drastis. ________________________________________ Halaman 10 Fajar lalu turut menceritakan bahwa penjualan kentongan mulai marak menjelang Pemilu tahun 1992. Saat itu sedang digalakkan siskamling (sistem keamanan lingkungan), dimana warga bergiliran ronda malam. Pos-pos ronda didirikan dan kebutuhan akan kentongan meningkat. Tapi kini, kebutuhan tersebut menurun drastis. Daerah-daerah yang memerlukan kentongan juga sudah memilikinya. Dan karena kentongan tahan lama, maka hingga belasan tahun pun tidak perlu diganti. Walau mulai buka usaha dalam kondisi pasar kentongan yang sudah lesu, ibu pemilik kios ini tetap menjualnya. Hanya karena kios lain juga berjualan yang sama. Saya jadi teringat akan cerita seorang teman mengenai satu kisah dalam buku Mindfulness, oleh Ellen J. Langer. Seorang ibu Amerika selalu memotong habis bagian kepala dan ekor kalkun untuk perayaan Thanksgiving. Setelah kalkunnya berbentuk persegi, barulah ia memanggangnya. "Kenapa cara masak Mama beda dengan ibu-ibu lain?" tanya anaknya yang masih di sekolah dasar. "Ya, memang beginilah caranya. Nenekmu yang mengajari Mama," jawab sang ibu. Keingintahuan si anak ternyata cukup besar, sehingga saat berkunjung ke rumah neneknya, ia pun bertanya mengapa sang nenek mengajarkan cara demikian kepada sang ibu. Sang nenek pun mengajak cucunya ke dapur dan menunjukkan oven lama yang berbentuk kotak kecil. "Kalau tidak dipotong seperti itu, tidak akan muat, Sayang." ________________________________________ Halaman 11 Ternyata budaya sekedar mengikuti kebiasaan tanpa dipikir tidak hanya ada di Indonesia. Padahal kebiasaan itu bisa jadi sudah tidak relevan dengan keadaan sekarang. Sang ibu rumah tangga masih memotong kalkun dengan cara lama padahal sudah menggunakan oven yang jauh lebih besar. Pemilik kios pun turut menjual kentongan walau sudah melewati masanya. Memang sepertinya tidak salah. Toh hidangan kalkunnya tetap bisa dinikmati. Dan kentongan, celengan, atau kuda-kudaan pun kalau sedang untung masih ada saja yang beli. Tapi dari sisi lain, kita lihat banyak daging yang terbuang dan investasi uang yang tidak cepat kembali. Ini masih mending. Bagaimana jika masalahnya berkaitan dengan hal-hal sensitive, seperti perawatan reaktor nuklir atau pengurusan dana rakyat? Kemalasan untuk mempertanyakan kebiasaan ini bisa menghasilkan kerugian besar yang tidak terlihat. ________________________________________ Halaman 12 Sangat ironis bahwa, semakin bertambah umur, kita semakin malas mempertanyakan bermacam hal. Kita tidak jarang merasa puas mengetahui sesuatu tanpa mau memahami lebih dalam. Justru rasa ingin tahu anak kecil terhadap dunia, seperti pada cerita di atas, yang menghasilkan jawaban. Karena tidak akan ada jawaban tanpa pertanyaan. "Seharusnya bisa dua ribu sekilo, lho," keluh Fajar setelah mobil kembali meneruskan perjalanan ke Bandung. "Kenapa mesti dua ribu?" pancing saya. "Karena terakhir ke sini aku dapetnya segitu. Lebih murah." "Lalu kenapa mesti dapet lebih murah?" "Ya, lebih murah bukannya lebih bagus?" Tidak jarang pula kita mengaburkan pertanyaan dengan retorika. Dan dengan memaksakan jawaban, kita malah mematikan pertanyaan lebih lanjut. Malam ini saya merasa cukup puas, dengan lima ribu rupiah sudah mendapat dua kilo peuyeum sekaligus pencerahan dengan bonus sekelompok lalat buah yang turut menyelusup ke mobil. Saya curiga, jika diteliti dengan mikroskop, pasti mereka sedang menari di udara sambil memukul kentongan mini. ________________________________________ Halaman 13 MIAU DAN GUK SUDAH CUKUP Anda pernah punya hewan peliharaan? Saya pernah. Anjing, kucing, kelinci, marmot, hamster, dan ikan mas. Tidak sekaligus, tentu saja. Ada yang saya urus pribadi, ada yang tidak. Saya sempat pula menyaksikan kematian dan kelahiran beberapa di antara mereka. Dan dengan beberapa di antara mereka, ikatan emosional saya cukup kuat. Tapi terus terang, saya sama sekali tidak merasa ada nuansa romantis dalam kemampuan berdialog dengan binatang. Makanya, saya tidak paham kenapa banyak orang punya anggapan yang berbeda 180 derajat. Bahkan tidak sedikit yang mengaku ingin dapat berbicara dengan hewan peliharaan mereka. ________________________________________ Halaman 14 Menurut saya, itu gagasan buruk. Berkomunikasi dengan mereka, bolehlah. Tapi berbincang-bincang? A: Bisnis propertiku gagal. Tunggakan mobil terlambat sebulan. Rumah kujadikan jaminan supaya dapat pinjaman dari bank. Paling aku ingin coba main saham. Ada saran nggak? B: Guk! Lihat saja anjing, misalnya, hewan yang terkenal sebagai "men’s best friends". Mereka menyeret Anda kemana-mana, mengendus-endus, kemudian buang air atau-kalau mereka benar-benar menyukai tempat itu-kotoran. Setelah itu mereka duduk menatap Anda, dengan lidah terjulur seolah mengatakan, "Ayo, cepat bersihkan. Kita buru-buru, nih". Dan masih saja ada orang yang ingin tahu apa yang mereka pikiran mengenai kita? Ternyata ada. Bahkan lebih dari tiga ratus ribu. Setidaknya itulah jumlah orang yang membeli Bowlingual, suatu alat yang menerjemahkan suara anjing ke dalam teks bahasa manusia. Sebagai produk Takara Co., perusahaan Jepang yang terkenal sebagai pembuat mainan, Bowlingual terdiri atas dua bagian. Satu berupa mikrofon yang dipasangkan pada pening anjing, dan satu lagi berupa alat genggam penerima dengan layar yang menunjukkan terjemahan salakan. Mikrofon akan menangkap salakan anjing dan mengirimkannya ke alat genggam. Setelah menganalisis masukan dari mikrofon, alat penerima akan memunculkan salah satu dari enam pilihan ikon yang menunjukkan emosi anjing, dan menampilkan kalimat yang paling cocok di antara 200 pilihan terjemahan. Beberapa contoh hasil terjemahan adalah "Aku merasa senang!" "Menyebalkan sekali!" dan "Ayo dong, main denganku!" ________________________________________ Halaman 15 Anjing tampaknya suka dengan kalimat bertanda seru. Karakteristik ini membuat mereka cocok untuk bermain sinetron. Seperti pada contoh berikut. ________________________________________ Halaman 16 Sinetron Primetime: Tergigit 7 (Dibuka dengan lolongan anjing pembuka yang panjang, pengenalan anjing pemain, spot iklan, dan kemudian kilas balik episode, dan iklan lagi selama total 15 menit) Anjing #1 (Chihuahua): Kau datang! Aku merasa senang! Anjing #2 (Terrier): Maafkan, aku telat! Anjing #1: Tak apa-apa! Lihatlah, aku menggoyangkan ekor! Anjing #2: Aku juga! Anjing #3 (Bulldog): Aku tidak! Anjing #1&2: Oh, menyebalkan sekali! Anjing #3: Berhenti menggunakan kalimat seru! Anjing #2: Kamu yang berseru! Anjing #1: Iya, kamu! Anjing #3: Bukan, kalian! (slot iklan 5 menit) ________________________________________ Halaman 17 Anjing #1: Kamu! Anjing #3: Kalian! Anjing #2: Bukan, kamu! Anjing #4 (Herder): Bukan kalian semua, tapi aku! Anjing #1&2&3: Hah, mengagetkan sekali! (bersambung ke episode berikut, lagu penutup 7 menit) Secanggih-canggihnya Bowlingual, kemampuannya masih terbatas. Sejauh ini, Bowlingual hanya terbukti akurat menerjemahkan suara anjing yang sudah tercatat datanya. Jadi kalau anjing Anda tiba-tiba menyanyi seperti Pavarotti, besar kemungkinan terjemahannya akan meleset jauh. Tetap saja satu pertanyaan mengusik saya: Sebenarnya mengapa orang ingin bisa bicara dengan hewan? Satu alasan yang saya temukan adalah karena mereka percaya bahwa hewan peliharaan mereka lucu. Bukan kejutan lagi kalau kebanyakan dari orang-orang ini adalah pembaca comic strip seperti Garfield. ________________________________________ Halaman 18 Memang, Garfield sering melontarkan kata-kata yang membuat kita tertawa. Tapi yang tidak disadari orang-orang ini adalah bahwa mereka akan berada dalam posisi Jon, sang majikan yang terkunci di luar rumah dengan hanya mengenakan pakaian dalam bermotif polkadot dan bingung kenapa wanita tidak tertarik padanya. Inilah alasan utama mengapa kita tidak seharusnya berusaha bercakap-cakap dengan hewan. Kita seharusnya berkencan. Bukan berarti memelihara binatang itu ide yang buruk. Sama sekali tidak. Penyaluran kasih saying terhadap makhluk yang tampak tidak berdaya dan memerlukannya (macan, buaya, ular boa), dalam banyak kasus, merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Ada pula alasan lain, seperti untuk mempelajari struktur sosial suatu ekosistem (misalnya, akuarium lengkap, sarang semut dalam kotak kaca, atau kutu yang berkeliaran di tubuh kucing Anda). Apapun alasan Anda, janganlah memilih suatu hewan untuk dipelihara di rumah atas dasar alasan yang salah. Jangan, misalnya, terlalu mengharapkan kepatuhan dari kucing. Anda mungkin menganggap diri sebagai majikan. Tapi kucing tidak mengenal konsep itu. Mereka hanya mengaku bahwa Anda lebih besar, dan Anda menyediakan makanan. Kalau tubuh Anda hanya sebesar cakar kucing, mungkin Andalah makanannya. ________________________________________ Halaman 19 Pada November 2003, Takara Co. juga berniat merilis Meowlingual, untuk menerjemahkan suara kucing. Karena pernah memelihara kucing, saya lebih tidak tertarik lagi untuk mengetahui apa yang mereka katakan. Apalagi kucing Angora. Perkiraan saya, terjemahannya akan berbunyi, "Aku malas", "Aku lapar", atau "Aku lucu deh". Itulah kucing pada umumnya-Machiavelli mini dengan pendekatan social dan arogansi ala Marilyn Monroe tapi, untungnya, dengan ambisi seperti Pak Ogah. Pilihlah anjing jika Anda ingin kepatuhan atas dasar reward and punishment. Dan jika Anda memiliki kegemaran pada hewan kecil berbulu, jangan beli lebih dari satu hamster. Karena tidak sedikit hamster yang ternyata kanibal. Jadi kalau hamster peliharaan Anda tiba-tiba berkurang jumlahnya, jangan langsung menyalahkan kucing atau predator lainnya. Perhatikan dulu teman-temannya. Jika di antara mereka ada yang memakai rias wajah plus tusuk hidung dari tulang, membawa tombak, dan menari-nari mengelilingi belanga di perapian sambil mengenakan rok rumput, tidak perlu panggil detektif hewan Ace Ventura. Kalaupun tidak ada hamster dengan ciri-ciri seperti di atas, jangan khawatir. Ada banyak cara untuk mengorek informasi dari oknum hamster setangguh apa pun. ________________________________________ Halaman 20 Saya: (menyorotkan senter) Oke, saya tanya sekali lagi. Dimana kamu tadi jam 11 siang? Hamster tersangka #1: (sendawa dan memuntahkan tulang kaki) Kembali ke Bowlingual dan Meowlingual. Saya rasa memang ada satu potensi kegunaan lagi. Kalau rencana Pemda Jakarta untuk memungut pajak atas kucing dan anjing peliharaan terlaksana, maka kedua alat ini akan sangat bermanfaat. Terutama karena dalam benak saya terlintas bayangan bagaimana petugas pajak akan berlari-lari mengejar setiap anjing dan kucing berpening sambil berteriak, "Heh, berhenti! Sudah bayar pajak, belum?" ________________________________________ Halaman 21 KOMEDI INSTAN!: TINGGAL TAMBAHKAN ARTI Caranya mudah. Ambillah sebuah alat tulis. Lalu setiap kali Anda menemukan nama gedung, perusahaan, atau apa pun yang mengandung kata "Graha", segera cantumkan di kolom sebelah kiri berikut: Nama Arti sebenarnya Bina Graha ________________________________________ Halaman 22 Nama Arti sebenarnya Bina Graha ______________________ _______________________ ______________________ _______________________ ______________________ _______________________ ______________________ _______________________ ______________________ _______________________ ______________________ _______________________ ______________________ _______________________ ______________________ _______________________ Nama Arti sebenarnya Bina Graha ______________________ _______________________ ______________________ _______________________ ______________________ _______________________ ______________________ _______________________ Tak sedikit dari kita sering salah kaprah dalam menggunakan istilah. ‘Graha,’ misalnya, sering diartikan sebagai ‘rumah.’ Banyak bisnis kredit perumahan maupun properti yang menggunakan Graha sebagai salah satu bagian namanya. Bahkan seperti contoh di atas, salah satu gedung nasional kita menggunakan nama itu. Padahal istilah yang benar adalah ‘grha,’ dibaca gre-ha, yang berasal dari bahasa Kawi. Graha sendiri artinya apa? ‘Ricuh’ atau ‘kacau.’ Silakan tulis arti nama itu sebenarnya pada kolom sebelah kanan, dan nikmatilah komedi ini hangat-hangat. ________________________________________ Halaman 23 POJOK ILMIAH. TOPIK KALI INI: SEJARAH MOBIL Selamat datang di Pojok Ilmiah, dimana saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan populer mengenai ilmu pengetahuan. Kumpulan pertanyaan berikut saya rangkum dari hasil survey terhadap orang-orang awam, yang sama saja seperti Anda maupun saya. Cuma bedanya, mereka tidak nyata. Mobil adalah fenomena tersendiri. Dari penemuan yang dibenci, kini mobil menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Tidak sekedar menjadi alat transportasi, mobil kini juga menjadi gaya hidup. Pembahasan tentang mobil takkan ada habisnya. Di sini kita hanya akan membahas hal-hal remeh mengenai mobil yang jarang kita ungkit: Sejarah. ________________________________________ Halaman 24 Tanya (T): Sebenarnya mengapa kita menyebut kendaraan roda empat mobil? Kalau menilik dari kata Inggris ‘mobile,’ artinya kan bergerak? Kalau begitu semua barang bergerak itu mobil dong?" Jawab (J): Betul sekali, mobil itu artinya bergerak. Tapi itu bukan satu-satunya nama yang ada. Pada masa awal penemuannya, mobil memiliki nama yang berbeda-beda. Hingga abad ke-19, beredar istilah seperti automaton, motor-vique, lokomotif oleo, autokenetic, buggyaut, autobaine, kuda automotor, diamote, motorig, mocole, dan horseless carriage (kereta tak berkuda). Salah satu contoh ekstrim adalah nama ajuan Oliver Evans. Lelaki ini mendaftarkan paten di Philadelphia pada tahun 1792 untuk kendaraan darat bertenaga uap, dengan nama "oruktor amphibolos". T: Oruktor amphibolos? Apaan itu? Kedengarannya seperti tokoh jahat dalam film animasi Disney. J: Atau hal lain yang lebih buruk. Seperti: "Astaga! Kucing tetangga membuang oruktor amphibolos lagi di taman kita!" Dan bayangkanlah bagaimana nama ini akan mengubah dunia. ________________________________________ Halaman 25 Dunia superhero, misalnya. Seorang penjahat kabur setelah merampok Bank Gotham. Dengan sigap, Batman langsung mengajak rekannya untuk mengejar. "Ayo, Robin! Segera naik ke Bat Korukter Mamphombilous!" Mata Robin akan membelalak. "Hah?" "Ke Bat Trockter Namphonilous!" teriak Batman tak sabar. "Kamu ngomong apa sih, Batman?" Robin menggaruk-garuk kepala. Batman menggelar sebuah cetak biru di lantai. "Kendaraan kita yang beroda empat dan bergerak tanpa tarikan kuda!" "Oh. Bat Oruktor Amphibolos? Ngomong kek dari tadi." Dan penjahat itu pun sudah lenyap. T: Lalu siapa yang menciptakan istilah mobil? J: Seorang Italia bernama Martini pada abad ke-14. Lelaki ini menghasilkan konsep rancangan sebuah kendaraan beroda empat yang ia sebut automobile, dari auto (bahasa Yunani untuk "sendiri") dan mobils (bahasa Latin untuk "bergerak"). Nama ini baru populer beratus-ratus tahun kemudian hingga akhirnya kita menyebutnya dengan lebih singkat: mobil. ________________________________________ Halaman 26 T: Apakah Martini seorang ilmuwan? J: Bukan. Dia seorang pelukis. Tapi untunglah ia juga terlatih dalam teknik mekanika. Kalau tidak, siapa tahu rancangannya asal aja. Hingga istilah "mobil" malah jadi populer untuk menyebut setiap kendaraan yang terbuat dari kaleng dan beroda empat. T: Lho, bukannya sekarang pun ada kendaraan yang seperti itu? J: Ya. Tapi kita menyebutnya "Timor". T: Kapan sebenarnya mobil pertama kali muncul di dunia? J: Kendaraan mekanis pertama muncul pada tahun 1769. Insinyur Perancis bernama Nicolas Joseph Cugnot (1725-1804) menciptakan alat perang beroda tiga dengan tenaga mesin uap. Tentara Perancis menggunakannya untuk menghela artileri pada kecepatan yang menakjubkan: 4 km/jam. T: Hebat! Apa penemuan ini menolong mereka dalam perang? ________________________________________ Halaman 27 J: Dengan kecepatan seperti itu, saat mesin perang mereka tiba, perang sudah keburu selesai. Apalagi setiap sepuluh atau lima belas menit kendaraan ini juga harus berhenti untuk mengisi ulang tenaga uap. Pada masa itu, lama tayangan langsung balap Formula 1 bisa mencapai mingguan. T: Kalau reli Paris-Dakar? J: Lamanya sekitar dua generasi. T: Kapankah kecelakaan mobil pertama dalam sejarah? Sekitar seabad setelah itu? J: Oh, jangan salah. Kecelakaan mobil pertama sudah terjadi dua tahun sesudahnya, pada tahun 1771. Ada satu ilustrasi kuno yang menggambarkan kecelakaan itu: Cugnot terpaku pada setir dan menatap tembok yang tertabrak hingga jebol. Kita hanya bisa membayangkan balon teks muncul di atas kepala Cugnot, bertuliskan, "Mungkin sudah saatnya kita menciptakan rem." T: Dan setelah itu, mereka menciptakan rem? J: Tidak. Mereka menciptakan klakson. Untuk apa rem kalau sudah ada klakson? T: Kedengarannya seperti prinsip nasional pengemudi kita. J: Tepat sekali.

No comments:

Post a Comment

please your messege!comment please!